Manusia
berasal dari bahasa Sansekerta “mens”
yang berarti berpikir atau memiliki pemikiran. Secara harfiah manusia adalah
makhluk hidup yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk ciptaan
Tuhan lainnya. Karena manusia memiliki akal dan pemahaman, sehingga ia mampu
menciptakan rasa juga karsa untuk kehidupan mereka sendiri.
Dalam
konteks kehidupan nyata, manusia merupakan zoon
politicon. Yaitu makhluk yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari
manusia lain. Makhluk yang juga sering disebut makhluk sosial ini memiliki tipe
hidup dengan berinteraksi dengan individu lain dalam suatu wadah yang disebut
masyarakat. Di dalam masyarakat kehidupan yang saling sinergis layaknya
simbiosis sudah tentu dibatasi oleh bermacam-macam nilai dan norma. Karena
dengan adanya sistem nilai dan norma akan tercipta suasana kondusif dalam
hubungan masyarakat. Terlebih lagi juga akan tercipta keseimbangan dalam
pelaksanaan kewajiban dan pemenuhan hak bagi anggota masyarakat.
Konteks
interaksi bukan hanya saat kita dalam masyarakat sekitar tempat tinggal kita.
Namun juga lingkungan kampus tempat kita menuntut ilmu untuk menggapai
cita-cita yang kita impikan. Mulai dari menjaga hubungan baik antar mahasiswa,
kepada kakak tingkat, maupun kepada dosen-dosen yang menjadi pengajar kita.
Mahasiswa
dimata publik adalah kaum intelektual muda. Generasi yang memiliki semangat
nasionalisme, jiwa yang kritis dan usaha yang berapi-api dalam memperjuangkan
aspirasinya. Namun tidak selamanya mata publik mengemukakan realita yang hakiki
tentang mahasiswa. Karena tidak sedikit pula mahasiswa yang mendedikasikan
hidupnya hanya untuk mencapai nilai atau IPK yang dapat dibanggakan. Tanpa
pernah berpartisipasi dalam gerakan-gerakan mahasiswa lainnya dan tanpa pernah
peduli mengenai kehidupan yang berlalu lalang di kanan kirinya.
Mahasiswa
yang seperti ini dikenal sebagai tipe mahasiswa pasif. Mereka menerima segala
bentuk perubahan serta aturan-aturan tanpa berfikir lebih panjang. Entah keputusan
tersebut memiliki dampak yang seperti apa bagi perjalanan mereka di bangku
kuliah nanti. Bahkan membawa pengaruh negatif maupun positif bagi orang lain.
Sedangkan
mahasiswa aktif yaitu mahasiswa yang tidak hanya memprioritaskan hidupnya untuk
dirinya sendiri. Sehingga selama mereka menuntut ilmu, mereka tidak buta
terhadap masalah-masalah yang ada disekitarnya. Mereka berusaha
mengidentifikasi dan mencari tahu segala faktor-faktor yang menjadi pemicu dari
masalah-masalah yang timbul. Kemudian dengan bersama-sama mahasiswa lainnya ia
mulai mencari solusi untuk memecahkan problem-problem tersebut.
Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi intra perguruan tinggi yang
merupakan wadah penampung dan badan perwakilan dari aspirasi-aspirasi para mahasiswa
aktif tersebut. BEM memiliki tujuan menjadikan generasi mahasiswa menjadi
pribadi yang kreatif dan bertanggung jawab dalam berbagai aspek kehidupan.
BEM
dianggap juga sebagai lembaga pemerintahan mahasiswa. Karena di dalam BEM
dipimpin oleh seorang ketua atau presiden BEM yang dalam pekerjaannya dibantu
oleh staf-staf yang berada di kementerian-kementerian yang bernaung dibawah
BEM. Adapun kementerian-kementerian yang bernaung dibawah BEM antara lain SEKAB,
POSDM, KASTRAT, SOSMAS, KEUANGAN, DAGRI dan KOMINFO.
Dalam
essai kali ini kita akan membahas tentang Kementrian SOSMAS. Kementrian ini
dibentuk oleh BEM dengan tujuan untuk menjalin kerjasama dan juga persaudaraan
dengan masyarakat, pemerintah, dan instansi lainnya. Sebagai kementerian yang
bergerak dalam bidang sosial, maka kegiatan-kegiatan dari kementerian ini ditujukan
sebagai bentuk pengabdian masyarakat dan kegiatan kemanusiaan.
Karena
kegiatan dari kementerian ini banyak yang berkaitan dengan kegiatan sosial
masyarakat, maka harus ada kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas hidup
masyarakat. Oleh sebab itu mengapa saya memilih untuk berada di kementerian
ini. Saya beranggapan bahwa dengan mendedikasikan hidup kita untuk masyarakat,
maka kita akan lebih dihormati dan lebih mudah dalam memahami kehidupan
interaksi dalam masyarakat.
Saya
ingin sekali dengan bersama-sama kementerian SOSMAS ini berusaha memperbaiki
tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan untuk masyarakat kalangan menengah ke
bawah. Karena pada umumnya masyarakat pada kalangan ini hanya menempuh
pendidikan sampai jenjang Sekolah Dasar (SD) saja. Dengan alasan keterbatasan
biaya, baik biaya operasional sekolah maupun transportasi.
Maka
dari itu program Dusun Binaan (Dusbin) yang telah ada harus tetap digalakkan
oleh BEM. Karena dengan Dusbin, kita dapat memberikan pendidikan gratis bagi
anak-anak jalanan, gelandangan juga anak-anak yang putus sekolah. Selain dengan
mempertahankan keeksistensian Dusbin, kami juga ingin mengadakan Bhakti Sosial
(Baksos) berupa penggalangan dana dan pengumpulan sumbangan buku-buku bekas
layak pakai. Sehingga dalam pelaksanaan program Dusbin ini tidak ada hambatan
baik dari segi biaya maupun referensi materi.
Dari
segi kesehatan masyarakat pada kalangan ini juga memiliki kecenderungan kendala
biaya. Mayoritas masyarakatnya tidak berani membawa keluhan-keluhan akan
kondisi kesehatan mereka ke instansi kesehatan (Puskesmas, RSUD,dll). Padahal
cukup dengan mengurus surat Jaminan Kesehatan masyarakat (Jamkesmas) mereka
akan dapat memperoleh jaminan tindakan medis tanpa biaya sepeserpun.
Hal
ini dapat kita jadikan bahasan untuk mengadakan program sosialisasi untuk
mereka. Agar mereka mengerti dan tidak perlu takut lagi dengan biaya kesehatan.
Selanjutnya kami ingin mengadakan tes kesehatan gratis berupa cek tekanan
darah, pengukuran berat & tinggi badan secara rutin, 1 bulan sekali. Karena
dengan pemantauan hal-hal tersebut kita akan mampu mengidentifikasi serta
mengatur pola hidup yang diterapkan oleh masyarakat. Apalagi peralatan medis
yang akan kita gunakan berupa spymomamometer, timbangan, alat ukur tinggi badan
dan stetoschope adalah alat-alat yang sangat mudah didapatkan. Tentu hal ini
akan semakin mempermudah jalan kita dalam upaya peningkatan mutu kesehatan
masyarakat.
Itulah
hal-hal yang ingin saya lakukan bersama Kementerian Sosial Masyarakat. Saya
yakin “Niat baik sekecil apapun pasti akan diridhoi oleh Tuhan, meski tak
sepenuhnya akan diterima oleh orang lain.” Terimakasih :)