Sebagai
makhluk sosial kita hidup berdampingan dengan makhluk lain. Kita tidak dapat
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain di sekitar kita. Untuk memulai suatu
hubungan kita memerlukan sebuah komunikasi. Komunikasi yang tercipta dapat
mengantarkan kita pada hubungan yang kita butuhkan. Salah satu sarana
komunikasi yang sangat penting adalah bahasa. Dengan bahasa, semua hal yang
akan kita utarakan jadi mudah untuk di sampaikan kepada lawan bicara kita.
Secara umum bahasa didefinisikan sebagai
lambang. Bahasa adalah alat kornunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang
dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa terdiri
atas kata-kata atau kumpulan kata yang mempunyai makna.
Para ahli budaya mengatakan, bahwa bahasa
memungkinkan kita membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dan
berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan
transaksi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita
rnasing-masing. Dengan bahasa kita juga dapat mewarisi kekayaan masa larnpau,
rnenghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan.
Negara kita adalah negara kesatuan. Dimana
wilayahnya terdiari atas pulau-pulau dan lautan. Sehingga perbedaan* geografis ini mengakibatkan munculnya
kebudayaan* yang berbeda* dari setiap daerah. Perbedaan* ini dianggap sebagai
ciri khas dari setiap daerah agar mudah diingat dan dibedakan dengan daerah
lain. Salah satu kebudayaan yang akan kita bahas adala bahasa daerah.
Bahasa
daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah negara kebangsaan, apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian
federal, provinsi,
atau daerah yang lebih luas.
Perkembangan bahasa daerah saat ini sangat
mencemaskan. Dari 742 bahasa daerah di Indonesia, hanya 13 bahasa yang
penuturnya di atas satu juta orang. Artinya, terdapat 729 bahasa daerah lainnya
yang berpenutur di bawah satu juga orang. Di antara 729 bahasa daerah, 169 di
antaranya terancam punah, karena berpenutur kurang dari 500 orang.
Menurut observasi para pengamat bahasa, penyebab kepunahan bahasa daerah di
Indonesia disebabkan kurangnya kurikulum bahasa daerah pada pendidikan usia
dini. Hasil kajian kongres bahasa daerah internasional yang digelar dua tahun
lalu telah menyimpulkan bahwa kepunahan bahasa daerah akibat pendidikan taman
kanak-kanak (TK) dan playgroup tidak lagi mengenalkan bahasa daerah secara
optimal.
Ada
beberapa hal yang perlu dicatat dalam pembelajaran bahasa Daerah
khususnya Bahasa Jawa. Karena pembelajaran
bahasa Jawa
seolah dijauhkan dan dianak tirikan dari
masyarakat penuturnya sehingga
keberadaannya menjadi asing di mata masyarakat
Jawa sendiri. Apalagi keberadaan aksara Jawa jauh dari konsumsi dan jangkauan
masyarakat.
Banyak
buku pelajaran bahasa Jawa jauh dari pemakaian aksara Jawa, padahal aksara Jawa
seharusnya selalu dihadirkan setiap pembelajaran seperti halnya ketika kita
belajar bahasa Arab, Mandarin, Korea serta Jepang yang tidak bisa lepas dari aksaranya
masing-masing. Begitupun juga seharusnya bahasa Jawa dan aksara Jawa. Karena
bahasa Jawa dan aksara Jawa tidak hanya dipelajari oleh masyarakat Jawa saja
namun juga dipelajari banyak pelajar dan
mahasiswa di Eropa, Australia bahkan di Amerika.
Dari
banyak buku yang membahas bahasa, sastra serta kebudayaan Jawa banyak ditulis
oleh penulis asing daripada orang Jawa sendiri. Ironisnya buku mereka selalu
dijadikan acuan oleh banyak sarjana di Indonesia ketika mereka ingin menyelami
lebih dalam tentang bahasa, sastra dan kebudayaan Jawa. Pembelajaran bahasa
Jawa serta aksara Jawa seharusnya menjadi perhatian banyak pihak demi
kelestarian bahasa, aksara serta kebudayaan Jawa mendatang.
files.setyawara.webnode.com/200000013.../BAHASA%20DAERAH...