BLOGGER TEMPLATES AND Google Homepages »

Selasa, September 27, 2011

Pendidikan Bahasa Daerah di Indonesia


      Sebagai makhluk sosial kita hidup berdampingan dengan makhluk lain. Kita tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain di sekitar kita. Untuk memulai suatu hubungan kita memerlukan sebuah komunikasi. Komunikasi yang tercipta dapat mengantarkan kita pada hubungan yang kita butuhkan. Salah satu sarana komunikasi yang sangat penting adalah bahasa. Dengan bahasa, semua hal yang akan kita utarakan jadi mudah untuk di sampaikan kepada lawan bicara kita.

     Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat kornunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata yang mempunyai makna.
     Para ahli budaya mengatakan, bahwa bahasa memungkinkan kita membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transaksi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita rnasing-masing. Dengan bahasa kita juga dapat mewarisi kekayaan masa larnpau, rnenghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan.
     Negara kita adalah negara kesatuan. Dimana wilayahnya terdiari atas pulau-pulau dan lautan. Sehingga perbedaan*  geografis ini mengakibatkan munculnya kebudayaan* yang berbeda* dari setiap daerah. Perbedaan* ini dianggap sebagai ciri khas dari setiap daerah agar mudah diingat dan dibedakan dengan daerah lain. Salah satu kebudayaan yang akan kita bahas adala bahasa daerah.
     Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian federal, provinsi, atau daerah yang lebih luas.
     Perkembangan bahasa daerah saat ini sangat mencemaskan. Dari 742 bahasa daerah di Indonesia, hanya 13 bahasa yang penuturnya di atas satu juta orang. Artinya, terdapat 729 bahasa daerah lainnya yang berpenutur di bawah satu juga orang. Di antara 729 bahasa daerah, 169 di antaranya terancam punah, karena berpenutur kurang dari 500 orang.
     Menurut observasi para pengamat  bahasa, penyebab kepunahan bahasa daerah di Indonesia disebabkan kurangnya kurikulum bahasa daerah pada pendidikan usia dini. Hasil kajian kongres bahasa daerah internasional yang digelar dua tahun lalu telah menyimpulkan bahwa kepunahan bahasa daerah akibat pendidikan taman kanak-kanak (TK) dan playgroup tidak lagi mengenalkan bahasa daerah secara optimal.
     Ada beberapa hal yang perlu dicatat dalam pembelajaran bahasa Daerah
khususnya Bahasa Jawa. Karena pembelajaran bahasa Jawa
seolah dijauhkan dan dianak tirikan dari masyarakat penuturnya sehingga
keberadaannya menjadi asing di mata masyarakat Jawa sendiri. Apalagi keberadaan aksara Jawa jauh dari konsumsi dan jangkauan masyarakat.
    
     Banyak buku pelajaran bahasa Jawa jauh dari pemakaian aksara Jawa, padahal aksara Jawa seharusnya selalu dihadirkan setiap pembelajaran seperti halnya ketika kita belajar bahasa Arab, Mandarin, Korea serta Jepang yang tidak bisa lepas dari aksaranya masing-masing. Begitupun juga seharusnya bahasa Jawa dan aksara Jawa. Karena bahasa Jawa dan aksara Jawa tidak hanya dipelajari oleh masyarakat Jawa saja
namun juga dipelajari banyak pelajar dan mahasiswa di Eropa, Australia bahkan di Amerika.
    
     Dari banyak buku yang membahas bahasa, sastra serta kebudayaan Jawa banyak ditulis oleh penulis asing daripada orang Jawa sendiri. Ironisnya buku mereka selalu dijadikan acuan oleh banyak sarjana di Indonesia ketika mereka ingin menyelami lebih dalam tentang bahasa, sastra dan kebudayaan Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa serta aksara Jawa seharusnya menjadi perhatian banyak pihak demi kelestarian bahasa, aksara serta kebudayaan Jawa mendatang.




















files.setyawara.webnode.com/200000013.../BAHASA%20DAERAH...

0 komentar: