BLOGGER TEMPLATES AND Google Homepages »

Jumat, Maret 11, 2011

Tourism Place in Wonogiri

Waduk Gajahmungkur Wonogiri Terletak 35 km ke selatan dari arah Solo, perairan danau buatan ini menelah wilayah seluas kurang lebih 7 kecamatan. Mulai dibangun di akhir tahun 70-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Bekas penduduk yang tergusur perairan waduk di pindahkan dengan transmigrasi Bedhol Deso ke Sitiung, wilayah Provinsi Lampung. Merupakan salah satu obyek wisata andalan Wonogiri yang letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Wonogiri. Waduk seluas 83 km persgi ini digunakan untuk menampung luapan air hujan setiap tahunnya dan juga sebagai sumber untuk mengairi sawah. Pemandangan alam yang indah di sekitar waduk berimbas pada banyaknya rumah makan yang menyajikan pemandangan menarik disekitar waduk. Terdapat rekreasi air di lokasi ini seperti memancing, jet ski, wisata`perahu, papan luncur dan terdapat pula bukit yang oleh warga Wonogiri disebut “Bukit Hollywood”.

Cagar Alam Danalaya
Cagar Alam Danalaya terletak di kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Obyek wisata cagar alam ini merupakan hutan jati. Kayu jati di hutan ini khusus diperuntukkan untuk membangun istana raja Surakarta. Apabila Raja Surakarta membutuhkan kayu jati untuk membangun atau memperbaiki kraton, maka diambilah kayu dari hutan jati Danalaya ini. Obyek wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan yang mempunyai latar belakang minat khusus atau pecinta alam.

Girimanik
Girimanik merupakan kawasan wisata alam yang berudara sejuk dengan panorama alam yang sangat indah. Di kawasan wisata ini terdapat tiga buah air terjun yang dinamakan Air Terjun Manik Moyo, Tinjo Moyo, serta Condromoyo. Air Terjun Manik Moyo mempunyi ketinggian 70 meter sedangkan Air Terjun Tinjo Moyo mempunyai ketinggian 30 meter. Tidak jauh dari Air Terjun Manik Moyo terdapat sebuah tempat sakral peninggalan atau petilasan Raden Mas Said yang dikenal dengan nama Batu Resi. Daerah wisata ini berlokasi di Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri yang berjarak dari pusat kota sekitar 40 km.

Pantai Sembukan
Pantai Sembukan adalah sebuah pantai di Desa Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia. Pantai ini merupakan salah satu tujuan wisata di Wonogiri.
Obyek Wisata ritual Sembukan merupakan salah satu obyek wisata ritual di Kabupaten Wonogiri yang mempunyai beberapa sarana ibadah antara lain masjid, paseban dan sanggar. Menurut mitos, obyek wisata ritual pantai Sembukan ini merupakan pintu gerbang ke-13 kerajaan Ratu Kidul. Gerbang ini digunakan untuk lewat Kanjeng Ratu Kidul saat menghadiri pertemuan dengan Raja-raja Kasunanan Surakarta (Paku Buwono).
Setiap setahun sekali diadakan selamatan (Larung Ageng) baik oleh Kraton Surakarta, Pemkab Wonogiri maupun masyarakat desa Paranggupito. Event ini sangat menarik dan selalu mendatangkan wisatawan yang cukup banyak. Obyek wisata ini masuk wilayah Desa Paranggupito. Untuk menuju lokasi tersebut memerlukan waktu perjalanan kira-kira 2 jam dengan kendaraan bermotor.

Sendang Siwani
Sendang Siwani merupakan petilasan Raden Mas Said (KGPAA Mangkunagara I) saat melakukan gerilya melawan VOC serta pihak Mataram yang saat itu berada di pihak VOC. Konon di sendang (’sendang’ dalam bahasa Jawa berarti kolam atau danau kecil) inilah Raden Mas Said mendapatkan petunjuk dari Yang Mahakuasa mengenai strategi untuk meraih kemenangan dalam perang melawan penjajah.
Dalam perkembangan waktu, berkembang mitos atas tempat ini yang menyatakan bahwa orang yang melakukan tirakat/meditasi di tempat ini akan terkabul permohonannya. Sampai sekarang tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata ritual di Kabupaten Wonogiri.

Gua Putri Kencono
Gua Putri Kencono adalah suatu gua yang terletak ±30 km sebelah selatan Kota Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Kahyangan
Sesampai di Kahyangan, pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas kedung. Konon, tempat itu sebagai tempat bersemedinya Danang Suto Wijoyo, atau yang dikenal dengan Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram Islam. Selain itu, terdapat pula air terjun, dan puncak Kahyangan yang konon merupakan tempat di mana Sutowijoyo menemuai Kanjeng Ratu Kidul, sehingga bagi yang percaya tahyul, dilarang memakai baju yang berwarna hijau.
Tempat itu sangat ramai di malam menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro). Banyak pendatang dari luar daerah, terutama dari daerah Yogyakarta, untuk bertirakatan di sana. Di hari-hari biasa, terutama malam Jum’at Kliwon, biasanya banyak dikunjungi orang-orang dari luar daerah, yang mengadakan syukuran atas keberhasilan yang telah dicapai di tempat perantaunnya, dengan mengundang warga sekitar.

0 komentar: